03 September 2006

kita tidak harus selalu meneladani rosululloh

Banyak yang bilang bahwa, "kita harus selalu meneladani Rosululloh". Banyak pula yang secara berani menyatakan, "Teladanku hanya Rosululloh", namun tidak banyak orang yang menyatakan, "Tidak semua perbuatan Rosululloh layak ditiru". Jadi, apakah kita tidak harus selalu meneladani rosululoh?

Dalam Al-Quran, Rosululloh pernah ditegur karena bersembunyi di balik selimut. Apakah kita boleh meneladani perbuatan beliau itu? Dalam Al-Quran pun Rosululloh pernah ditegur karena menyepelekan seorang buta dan "miskin". Apakah kita juga boleh meneladani sikap itu?

Memang Rosululloh itu adalah orang yang ma'sum, terbebas dari segala dosa. Namun, Rosululloh juga manusia yang kadang dapat berbuat salah. Dan karena beliau dapat berbuat salah lah kita dapat tahu bahwa beliau memang manusia. Mengutip salah satu kalimat dalam buku "AMPUH : Menjadi Cerdas Tanpa Batas" karya Baban Sarbana dan (saya lupa nama temennya :D ) "Tiada gading yang tak retak, justru dengan keretakannya itu kita bisa tahu bahwa itu adalah gading asli".

Tulisan ini bukan ingin merendahkan Rosululloh yang telah dimuliakan oleh 4JJ1, namun tujuan tulisan ini hanya untuk mengingatkan orang-orang yang menganggap Rosululloh itu bukan manusia biasa. Selain itu pun saya hanya ingin mengajak orang lain berpikir, memang Rosululloh adalah sebaik-baiknya teladan, namun itu berlaku ketika Rosululloh berposisi sebagai pembentuk moral, akidah dan akhlak, tidak lebih. Dalam masalah ibadah ghairu mahdloh (ibadah yang tidak langsung untuk berinteraksi dengan 4JJ1) kita boleh saja membuat bid'ah (bid'ah di sini dari segi bahasa ya!) sebab Rosululloh sendiri berkata -setelah berusaha untuk bercocok tanam, namun gagal- "Kau lebih tahu urusan dunia mu" (maaf tolong koreksi redaksinya). Seandainya saja, cara Rosululloh bercocok tanam itu tetap diterapkan -karena Rosululloh adalah teladan- mungkin panen akan terus menerus gagal.

Inti tulisan ini adalah, kita tidak harus selalu meneladani perbuatan Rosululloh.

5 comments:

Seseorang dikatakan manusia yang sempurna, bukan lah yang tidak berbuat salah.

Untuk kasus Rasulullah yang ditegur oleh ALlah dalam 'Abasa, itu kan sebetulnya beliau ada di dua posisi yang 'sulit'. Saat itu Rasulullah sedang berhadapan dengan pembesar Quraisy, di satu sisi dia juga harus 'melayani' seorang yang buta. 2 2 nya tidak mungkin dilakukan dalam satu saat kan...? Jika kemudian Rasulullah 'bermuka masam', bukan keinginannya, tapi tuntutan keadaan. Dan teguran Allah itu, sebetulnya teguran sayang, bukan teguran marah.

Saya tidak menyangka, jauh-jauh kuliah di Bandung, hanya menghasilkan pemikiran seperti itu. Istighfar din...!

Betul bahwa Rasulullah itu manusia biasa, dia menikah, tidur, dan makan. Makanya, ketika suatu hari ada sahabat yang menyatakan akan beribadah sepanjang masa dan tidak tidak akan menikah, Rasulullah melarangnya.

Hanya saja, Rasulullah mendapatkan langsung bimbingan dari Allah SWT. Makanya, ketika Rasulullah melakukan kesalahan, Allah langsung menegurnya. Betul, bahwa kita tidak usah meniru kesalah yang pernah Rasulullah lakukan . Ya...karena kita juga sudah tahu, bahwa Allah saja telah menegurnya.

Saya juga ingin meralat, ketika itu bukan Rasulullah yang bercocok tanam, melainkan umatnya ketika itu. Nah, ketika itu salah satu dari umatnya itu menanyakan bagaimana bertani yang baik. Barulahh Rasulullah menjawab, "Antum 'alamu ala umuridunyakum." Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.

Pelajari Islam lebih dalam, saudaraku...! Semoga kita termasuk orang-orang yang diberi pencerahan.

@anonim
he... jangan salah sangka dulu atuh :D
rosululloh tetap adalah teladan utama dalam hidup saya,. yang jadi titik masalah adalah tidak semua hal yang dilakukan oleh rosululloh boleh kita tiru, terutama perbuatan beliau yang ditegur oleh 4JJ1.
tulisan ini muncul karena saya melihat beberapa temen saya yang benar2 "meneladani" rosululloh, sampai-sampai hal2 yang salah pun mereka tiru :(

masalah hadits tentang "bercocok tanam", yang saya ketahui adalah ada muslim yang menanyakan cara bercocok tanam yang baik kepada beliau. kemudian beliau berusaha namun gagal. lalu rosululloh berkata "Antum 'alamu ala umuridunyakum."
tapi biar jelasnya ntar di cariin deh haditsnya :)

guak guak guak, aku tidak bisa membayangkan apa yg akan terjadi bila artikel ini diposting di MyQ

posting aja lagh, meh myq rame deui

eniwei, Rasulullah SAW adalah manusia terbaik di seluruh zaman, tentu semua kaum muslimin mengakuinya

kata2 yg diungkapkan oom daven ini "tidak harus" menurut saya tidak bertentangan dengan kewajiban kaum muslimin meneladani Rasulullah, meneladani bukan pula menelan mentah2 semua apa yg dilakukan Rasulullah

contohnya dalam berperang, apakah harus "saklek" mengikuti Rasulullah, pake pedang dan onta, yg mesti diambil itu adalah hikmahnya, bukan kulit tapi isi, alat2 perang Rasullualah selalu menggunakan alat perang terbaik, bahkan jika saja Rasulullah miskin, niscaya alat2 perangnya tidak sebaik itu...., nah isi itu yg mesti kita tiru di zaman skrng, kalo bereprang lawan US mbok ya jangan pake Onta + Pedang, tapi pake nuklir, pesawat stealth, penguasaan media (peran pemikiran, red)

IMHO

maap, kalo rada OOT :'>

usul yang bagus....
kemaren teh rencananya mau diposting ke myq, tapi lagi error :(

ya udah lupa deh jadinya :D

dajal007

Post a Comment